You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.
Loading...
Logo Desa Gadungan
Gadungan

Kec. Selemadeg Timur, Kab. TABANAN, Provinsi Bali

Pelayanan Kami dari hari Senin - Jumat Suksema

Pelukis Komang Bayu Kembangkan Teknik Pecut Lidi

14 Januari 2023 Dibaca 69 Kali
Pelukis Komang Bayu Kembangkan Teknik Pecut Lidi

Tabanan - Perjalanan estetika pelukis Nyoman Bayu Adi Mahantara atau Komang Bayu (51), mengantarkannya pada teknik pecut lidi dalam proses berkarya. Dalam dua tahun terakhir, pelukis dari Banjar Mekar Sari, Desa Gadungan, Kecamatan Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan, Bali ini telah melahirkan 30 lukisan yang digarap dengan teknik pecut lidi.
Seluruh lukisannya itu dipamerkan dalam pameran tunggal bertajuk Swi Kreti yang bermakna memuliakan sawah di I Gusti Gede Aryadi Art Space, Tanah Lot, sejak Rabu (11/1/2023). "Saya menyebutnya teknik pecut lidi," kata Komang Bayu di sela pembukaan pameran tunggalnya tersebut.

Sesuai namanya, teknik itu memanfaatkan batang lidi sebagai pengganti kuas saat proses pewarnaan bidang lukisan. Prinsip kerjanya menyerupai teknik melukis pointilis atau titik-titik.

Bedanya, media pengganti kuasnya adalah lidi yang dilengkungkan. Lengkungan itulah yang kemudian dilumuri cat dan ditimpakan pada kanvas. "Teknik ini saya kembangkan selama dua tahun terakhir. Sewaktu pandemi COVID-19. Itu juga dari ketidaksengajaan yang kemudian saya coba kembangkan," tuturnya.

Teknik melukis ini juga yang kemudian mengalihkan proses berkarya Komang Bayu yang tadinya condong pada abstraksi alam benda atau lingkungan menuju lukisan-lukisan figuratif bertemakan sawah.

"Awalnya, karena baru, saya agak kesulitan menerapkan teknik ini. Tapi setelah diteruskan jadi lebih terampil dan saya mulai menikmati teknik ini (setiap melukis)," ungkap Komang Bayu saat mengawali teknik melukisnya ini.

Pilihannya pada tema sawah dalam setiap karya lukisnya terinspirasi dari aktivitas agraris yang lekat dengan Kabupaten Tabanan. Komang Bayu menuturkan, proses pembuatan satu lukisan dengan ukuran 100 x 120 sentimeter paling cepat 2 hingga 3 hari.

"Tapi itu bergantung media cat yang dipakai. Kalau pakai akrilik lebih cepat. Karena cepat kering daripada cat minyak," ungkapnya.

Komang Bayu menuturkan, prosesnya dalam membuat karya lukis juga tidak lepas dari pengaruh perupa I Made Kedol Subrata. Komang Bayu sendiri sempat mengenyam pendidikan formal di Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Denpasar walaupun tidak sampai tamat.

Selama dua tahun ia belajar melukis bersama pelukis Made Kedol Subrata dari Gianyar tersebut. Dari proses belajar yang dilaluinya, Komang Bayu kemudian berusaha mengembangkan teknik melukisnya sendiri.

Kini, Komang Bayu aktif melukis bersama anak-anak SD yang dibina di Sanggar Padi (Pada Dadi). Sanggar itu ia dirikan di rumahnya, Banjar Mekar Sari, Desa Gadungan, Kecamatan Selemadeg Timur.

Sanggar itu aktif melukis bersama setiap Sabtu pagi. Para siswa SD yang jumlahnya sekitar 40 orang ikut di sanggar itu melukis bersama sebagai pelajaran tambahan yang diberikan sekolahnya.

Selain melukis, Komang Bayu juga aktif dalam dunia tabuh tradisional atau karawitan Bali. Aktivitasnya ini dilakukan bersama anak-anak sanggar yang didirikannya di tempat yang sama.

Baca artikel detikbali, "Pelukis Komang Bayu Kembangkan Teknik Pecut Lidi" selengkapnya https://www.detik.com/bali/berita/d-6515234/pelukis-komang-bayu-kembangkan-teknik-pecut-lidi.

Beri Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui oleh admin
CAPTCHA Image

APBDes 2025 Pelaksanaan

APBDes 2025 Pendapatan

APBDes 2025 Pembelanjaan